Thursday, December 15, 2016

Posted by adrianizulivan Posted on 11:59:00 PM | No comments

Proyek Pengurangan Sampah Konsumsi Pribadi


Udah tiga tahun ini terobsesi dengan proyek beres-beres (decluttering). Gegara itu, aku jadi bertanya-tanya mungkin ga sih kita tidak nyampah? Nyampah dalam artian tidak sekadar membuang sampah pada tempatnya, namun tidak menghasilkan sampah.


Jawabannya: Mungkin! Ini yang kudapat dari hasil melongok dunia maya. Salah satu yang inspiratif menurutku adalah upaya mbak-mbak ini yan selama tiga tahun berhasil menjadikan dirinya bukan kontributor nyampah. Nah lo gimana caranya ya. Padahal bahkan nota kasir pun dia ga akan terima, juga hanya membeli baju bekas dan membuat sendiri makanan dan bahan rumah tangga (sabun, sampo) yang jika dibeli menggunakan kemasan plastik. Waaa :|


Aku sih pasti kesulitan banget ya kalau sampai tidak menerima nota pembayaran (sebab masih gunakan ini untuk catatan pengeluaran pribadi), ga memungkinkan buat sampo sendiri, dan sebagainya. Ya, meskipun para environmentalist ini bilang: Apa sih yang ga mungkin? Tinggal kamu belajar, usaha, lalu menerapkan secara sungguh-sungguh.


Maaf, masih sulit buatku. Aku bahkan belum bisa lepas dari air mineral kemasan (meski berupa galon yang isinya kutuang ke tumbler dan sejenisnya, karena belum bisa minum air yang dimasak sendiri kecuali untuk kopi, teh, sirup dll.


Aku juga masih kesulitan meniadakan konsumsi tisu. Entah di rumah, kantor maupun di jalan. Duh, berattttttttttttttt :( Tapi sejak hari kemarin, jumlah tisu yang kupakai lalu kugunakan berkurang drastis hingga setengah dari pemakaian di hari sebelumnya dan sebelum-sebelumnya. Ga percaya? Aku hitung sih, biar valid hihihi.


Kucoba hilangkan kebiasaan bawa bekal makanan dari rumah ke kantor. Biasanya untuk makanan berkuah, aku masukkan makanan ke dalam plastik bening untuk membungkus itu sebelum dimasukkan ke dalam tempat makanan. Sebelum memasukkan tempat makanan tersebut ke dalam tas, aku membungkusnya dengan plastik kresek agar ketika tumpah tidak mengenai tas.




Nah, kemarin aku membawa makanan tanpa satupun plastik non reuseable. Lalu sorenya aku beli siomay dengan membawa tempat makanan sendiri--jadilah sepanjang jalan menuju rumah (jalan kaki) menenteng itu kotak makanan :)


Abang somay bingung ketika kujawab tidak ketika ia tawarkan: plastik apa streofoam? Bumbunya dipisah di plastik? Pake garpu? 


Tapi dengan bangga kujelaskan: Saya sedang mengurangi sampah, pak.


Hari pertama ini, menurutku: Sukses!

Alkamdulila hari ini diberi kemudahan dalam laksanaken calon #resolusi2017 tersebut. Ih bangga ih! :p

Sebenarnya pasanganku sangat ketat untuk urusan sampah dan nyampah ini. Dia bawa sendiri minumnya dari air yang direbus di rumah, dia bawa handuk kecil untuk gantikan tisu, tidak menerima plastik pembawa barang belanjaan, dan masih banyak lagi. Dari ajarannya itu, aku hanya berhasil membawa tas belanja sendiri demi tidak menerima plastik kresek--meskipun tetap menggunakan kresek ketika membeli bahan basah seperti ikan. Juga menolak membungkus makanan dengan streofoam--meski menerima kertas nasi. Aku juga tidak menerima sendok plastik dan sumpit kayu. Tapi masih gunakan gelas kertas untuk minuman.


Soal mengurangi sampah pribadi ini, aku merasa tertohok ketika seorang teman mempertanyakan mengapa aku masih naik taksi sendirian, bukannya memilih naik bus. Buatku itu ga masuk akal, sebab aku butuh cepat untuk ke bandara. Namun berbagai penjelasan yang kubaca terkait kontribusi kendaraan pribadi (termasuk taksi) terkait gas emisi sukses membuatku tertohok. 


Temanku yang lain bahkan lebih memilih menggunakan bus untuk mudik ke kampungnya di Sumatra dibanding pesawat. Wah ini aliran tingkat tinggi ya, aku mah kasta sudra dalam proyek pengurangan sampah ini. Oh ya satu pelajaran dari ini yang akan selalu kuingat: "Jangan pernah merendahkan orang lain atas usahanya. Jika ia baru bisa segitu, hargai. Setidaknya ia sedang berusaha menjadi lebih baik". Begitu, bukan? :)


Aku akan terus kabarkan perkembangan proyek ini. Semoga istiqomah! :)


Mlekom,

AZ

Categories:

0 comments:

Post a Comment

  • Atribution. Powered by Blogger.
  • ngeksis

  • mata-mata