Friday, April 22, 2016

Posted by adrianizulivan Posted on 12:28:00 PM | No comments

10 Anak Muda Bicarakan 10 Cara Melestarikan Pusaka

Selamat pagi!

Hari ini saya semangat sekali, menantikan sesi Pelestarian Pusaka di #JMR2016 Combine RI yang diadakan besok: Sabtu, 23 April 2016 pukul 15.30 di Jogja National Museum, Jl Amri Yahya No 1 Wirobrajan, Yogyakarta.

Saya bersemangat sebab di sesi ini akan ada 10 anak muda dari 5 kota berbeda dengan 10 aktivitas berbeda, yang melakukan pelestarian lewat beragam cara. Mereka adalah:

Abdullah Rofii, Warga Gresik. Sarjana arsitektur ini memilih pulang ke kampung halaman untuk menghidupkan tambak keluarga. Sebagai kota industri, Gresik memiliki persoalan lahan tidur yang oleh warga lebih mudah menjual kepada industri, daripada menggarapnya. Rofii menggarap lahan tidur miliknya hingga mampu menghasilkan berton-ton panenan ikan. Tertarikkah warga melakukan hal sama?

Adriani Zulivan, Indonesian Heritage Inventory - Pantau Pusaka Indonesia (Yogyakarta). Menangkap fenomena selfie dan booming aktivitas berjalan-jalan, bersama Elanto Wijoyono membangun sebuah sistem untuk menginventarisasi data sebaran pusaka yang tersebar di berbagai kawasan di Indonesia. Informasi ini bersifat crowdsourcing, dimana setiap orang dapat mengabarkan situasi terkini suatu bentuk pusaka http://heritageinventory.web.id/

Farid Ardian, Jakarta Good Guide (Jakarta). Jakarta bukan hanya mal, adalah hal yang ingin diceritakan Farid kepada seluruh pengunjung dan penduduk Jakarta. Komunitas ini melakukan tur berjalan kaki ke berbagai landmark ibukota, tanpa memasang tarif. "It's a pay as you wish tour," jelasnya. Bersama Chanda Aditio, Farid memulai kegiatan ini di tahun 2014 https://jakartagoodguide.wordpress.com/

Hari Kurniawan, Roemah Toea (Yogyakarta). Dimulai dari kecintaan anggotanya kepada kereta api, komunitas ini mendatangi berbagai stasiun kereta api tua dan melacak sejarah yang terkandung di dalamnya. Kegiatan ini berkembang menjadi kegiatan pendokumentasian bangunan tua. Mereka dipercaya Pt Kai Daop 6 Yogyakarta untuk mengelola Stasiun Maguwo lama, menjadikan tempat yang dulunya angker ini menjadi sebuah ruang belajar komunitas https://www.facebook.com/roemah.toea/

Imam Zakaria, Kamisketsa, Yogyakarta. Selain bergabung di Kotagede Heritage Trail (Jelajah Pusaka Kotagede), Imam juga menggambar sketsa beragam makanan tradisional. Awalnya makanan khas Kotagede, kemudian melebar ke berbagai makanan tradisional lainnya. Melihat karyanya membuat lidah berdecap, akan gambar-gambar yang terlihat nyata  https://www.instagram.com/kamisketsa/

Kusumaningdyah Nurul Handayani atau Kusuma Rully,  URDCRG (Solo). Bersama murid dan sejumlah pemerhati, ibu dosen ini membentuk Urban-Rural Design and Conservation Research Group (URDCRG) di Fakultas Teknik Arsitektur UNS. Salah satu kegiatan utama kelompoknya adalah mengadakan jelajah pusaka untuk cultural mapping. Hasilnya digunakan untuk perencanaan kota berbasis pelestarian.

Novia Kristiana, Wayang Benges, Yogyakarta. Komunitas ini mengajak  masyarakat untuk tak sekadar mengenal, namun dapat membuat wayang. Suket (rumput) merupakan bahan utama dari wayang yang mereka buat. Selain mengadakan pelatihan pembuatan wayang suket, komunitas yang digagas Jantan Putra Bangsa ini juga membuat berbagai pertunjukan wayang www.wayangbenges.com

Priyo A. Sancoyo, Warga Pasuruan. Lulusan teknik arsitektur ini mengabdi pada organisasi kemasyarakatan Muhammadiyah. Kedekatan dengan Muhammadiyah dan kecintaan pada isu pelestarian pusaka yang dipelajarinya di bangku kuliah, membangkitkan keinginannya untuk mengenalkan Kampung Kauman Yogyakarta. Ini adalah kampung tempat organisasi keagamaan besar bernama Muhammadiyah lahir, tempat tinggal KH Ahmad Dahlah yang merupakan salah satu kaum muda penggerak kebangsaan. Bersama pemuda Kampung Kauman, Priyo menyiapkan Jelajah Kauman Yogyakarta.

Anneke Putri Purwidyantari atau Putik Purwidyantari, Java Nira, (Yogyakarta). Bersama Agung Satriya Wibowo membangun social enterprize berbasis pariwisata berkelanjutan.Komunitas yang didirikan pada 2011 ini melibatkan masyarakat suatu daerah, dalam mengembangkan destinasi wisatanya. Mereka menciptakan area wisata baru di desa-desa dan kampung yang tidak pernah didatangi wisatawan http://www.javanira.com/

Purna Cipta, Kolektif Hysteria, Semarang. Menyebut diri sebagai Community Laboratory, kelompok ini mengajak anak muda untuk 'bermain-main' dengan isu seni dan kota. Bergiat sejak 2004, kelompok ini aktif menyelenggarakan kegiatan seni dan melibatkan warga dalam isu perkotaan http://grobakhysteria.or.id/

Mari berkumpul, berbagi dan bergerak di Jagongan Media Rakyat! http://jmr2016.combine.or.id/

Mlekom,
AZ

Categories:

0 comments:

Post a Comment

  • Atribution. Powered by Blogger.
  • ngeksis

  • mata-mata