Wednesday, October 28, 2015

Posted by adrianizulivan Posted on 9:51:00 PM | No comments

Sudah Kembali, Tapi...


Sebab beberapa teman bertanya dan aku bolak-balik njelasin di forum berbeda, maka aku ceritain di sini aja ya!


Pagi tadi pemilik rumah (PM) ngobrol dengan aku (SY) di antara para asisten rumah tangga, bahwa ia menawarkan opsi laporan kepada polisi untuk kasus kehilangan dua gadget dan uang di dompet milikku, yang terjadi kemarin pagi.

SY: sebaiknya tidak. Selain henponnya belum tentu kembali, mungkin biaya yang kita keluarkan untuk proses ini akan lebih mahal daripada harga barang-barang yang hilang.

PM: Saya rasa enggak, waktu saya kehilangan di Belanda, polisi sangat membantu tanpa dibayar, meski barangnya juga tidak ketemu.

SY: Saya enggak yakin dengan di sini pak.

PM: Memang istri saya (seorang pengacara) juga selalu ribet sih kalau urusan sama polisi.

*intermezzo: aku bukan sedang menjelekkan polisi, hanya menuliskan obrolan pagi tadi apa adanya*

Lalu kami ngobrol dalam bahasa yang kami harap tak diketahui kedua asisten

SY: I think we need to try to look around her room.

Ya, aku sudah menaruh curiga pada salah seorang asisten (AS). Hal ini sudah kusampaikan kemarin saat pertama sadar kehilangan barang. Tapi saat itu aku pesan ke PM, jangan suudzon duĺu sebelum terbukti.

PM: We did, and I found nothing but guilty. Feeling guilty to her.

SY: Ya, me too.

PM: So I think you just need to ikhlas.

SY: Yes I did, thats what I told my fam about last night. Insya Allah kalau ada uang, bisa beli lagi...

PM: Iya saya tahu ini bukan soal hapenya, tapi data di dalamnya.

AS: Kemarin saya lihat orang, laki-laki keluar dari pagar depan, dia pegang hape tangannya gemetar. Saya tanya cari siapa, dia bilang Pak PM, tapi mukanya nunduk wterus.

PM: Lho kok kamu enggak bilang? Bagaimana bisa orang luar masuk ke kamar sini (nunjuk kamarku).

Bla bla bla. OK, kami meyakini cerita itu. Dan PM pergi, ngantor.

AS: Mbak, apa mau dilaporkan ke polisi?

SY: Belum tahu.

Dan dia beraktiviitas lagi. Aku tetap nongkrong di sekitarnya.

SY: Sedihnya gak punya hape, gak bisa kerja...

AS: (diam, lalu...) mau dilaporkan ke polisi mbak?

SY: Belum tahu.

AS: HPnya gak dikunci mbak? (Ini pertanyaan sejak kemarin, ada 5x dia nanya ini)

SY: Kalaupun dikunci, apa hapenya gabisa hilang?

AS: (termenung, duduk di dekatku. Mandang ke langit. Ceritanya agak syahdu, kami duduk di depan taman, halah).

SY: (mulai curiga) Ya aku sih kalau ambil duitnya yaudah lah gak usah dikembalikan. Tapi hapenya semoga dikembalikan, isinya kerjaan kantor.

AS: Jadi mau lapor ke polisi mbak?

SY: Kita lihat dua hari ini. Kalau ada yang kembalikan, ya enggak perlu ke polisi. Kalau lewat 2 hari enggak kembali, ya terpaksa kita laporkan. Sejak kemarin aku udah bilang ke pak PM tentang ini.

AS: (ngangguk-ngangguk)

SY: Mbak, kalau lihat atau curiga siapa, tolong kabari ya. Kalau ada yang kembaliin, aku kasih imbalan. Tolong lihat-lihat ya!

AS: Ya mbak.

Aku masuk kamar. Gak lama ada yang ngetuk. "Salamualaikum," pintu digeser.

SY: Ada apa mbak?

AS: Mbak maaf (ngomong pelan banget sambil clingukan, seperti takut jika ada orang lainyang tahu), apa ini punya mbak? (Sodorin kresek hitam)

SY: Wah iya, nemu di mana mba?

AS: Di tempat sampah di depan.

SY: Owalaaa.

Jadi saya tadi mau buang sampah... bla bla bla dia cerita, yang enggak saya percaya.

SY: Wah, makasih ya mbak. Mudah2an nanti hapenya juga ketemu, kalau uangnya sih gpp.

Trus kucoba nyalain tablet, agak susah.

SY: Mungkin ini kena embun kali.

AS: Iya mbak, sama kena panas siang kemaren.

SY: Iya nih.

Bla bla bla. Berakhir dengan saya ngucapin makasih.


Jadi yang hilang 1 hape & 1 tab & uang 100ribuan di hape. Mbak2 ini (AS) adalah remaja 18 tahun lulus SMP, baru jadi asisten di sini sejak kurang dari sepekan lalu. Kejadian kehilangan terjadi saat aku mandi kemarin pagi.

Tab yang 'dikembalikan' tadi pagi sudah dalam keadaan 'telanjang', tak ada soft case sepeti biasanya, juga tak ada chargernya.

Sudah Kembali, tapi...

Semoga Tuhan memberkati aku dan dia. Amin.

Gambar dari sini.

Mlekom,
AZ
Categories:

0 comments:

Post a Comment

  • Atribution. Powered by Blogger.
  • ngeksis

  • mata-mata