Tuesday, October 2, 2012

Posted by adriani zulivan Posted on 3:08:00 PM |

Kemarau. Apa Kabar Gunungkidul?


Melihat gambar ini, dalam kondisi cuaca beberapa bulan terakhir, kalian pasti berpikir tentang musim kering. Seluruh wilayah di Provinsi DIY dan sejumlah wilayah lain Indonesia sedang menghadapi kekeringan. Rumah dan pohon ini beralamat di Desa Beji, Kecamatan Pathuk, Kabupaten Gunungkidul, Provinsi DIY. Tepatnya di seberang Kantor Desa.

Benar memang, bahwa desa ini sedang mengalami musim kering. Namun, tumbuhan meranggas bukan pemandangan musiman di Gunungkidul. Wilayah yang berdasar statistik merupakan kabupaten termiskin se-DIY ini, terletak di kawasan perbukitan kars. Ini membuat lahannya tandus, sebab tak memiliki banyak tanah subur.

Ada pertanian berupa padi dan sayur-mayur, namun tak mampu menghijaukan kawasan ini. Terlebih lagi di musim kemarau ini. Lihatlah, sejauh mata memandang, terpampang tumbuhan layu, kering, kecoklatan. Padahal, jarak antara Kodya Jogja - Pathuk hanya sekitar satu jam perjalanan.

Di musim panas ini, udara Kodya Jogja tak kalah terik dengan Kabupaten Gunungkidul. Sumur rumahku di Jogja Kota bahkan mulai mengering. Hal ini ditandai dengan pompa yang membutuhkan waktu yang lama untuk memenuhi tandon air, serta kualitas air yang --meski masih jernih-- membawa pasir dan batuan kecil hingga ke bak air. Hal ini juga terjadi di daerah lain di sekitar rumahku.

Jika Kodya Jogja saja begitu, bayangkan yang terjadi di Gunungkidul ini. Beberapa hari lalu, seorang warga Gunungkidul membatalkan keinginannya untuk bekerja, membantu keluargaku.

"Kasihan ibu saya jika harus mengambil air sendiri," katanya.

Hal ini membuatku berpikir ulang untuk membuka lebar kran air wudhu di masjid samping Kantor Desa ini. Ah, ternyata air di wilayah ini lancar jaya. Entah wilayah se-kecamatan, entah se-desa, entah pula hanya radius di dalam kompleks Kantor Desa ini. Entahlah.

Yang pasti, menurut Kades setempat, saat ini warga memang sedang merasakan dampak dari musim kering. Beliau juga mengatakan bahwa air sumur di samping masjid tak pernah kehabisan air, meski jumlahnya menyusut di kemarau ini. 

Nah, jika dengan jumlah ketersediaan air memadai ini pun Kecamatan Pathuk merasakan dampak kekeringan, sulit membayangkan wilayah Gunungkidul lain yang berada jauh di plosok.

Halo warga Gunungkidul pelosok, apa kabar? Semoga kalian terus bertahan, ya!

Mlekom,
AZ 



Categories:
  • Atribution. Powered by Blogger.
  • ngeksis

  • mata-mata