Monday, January 17, 2011

Posted by adriani zulivan Posted on 11:22:00 PM | 1 comment

Hotpants


Secara populer, kata itu diartikan dengan celana pendek super minim kekurangan bahan.

Aku mengklasifikasikannya dengan celana sangat pendek yang hanya menutupi areal panggul, yaitu tepat di bawah bagian dua "buah pantat" yang berbatasan dengan pangkal paha di bagian belakang; dan mencetak V
di bagian depan.
*
Malam ini aku menemani Cindil untuk presentasi di depan puluhan anak SMK dari Semarang mengenai pekerjaannya. Undangan jam 7-9 malam. Jika biasanya panas terik di siang hari dan panas gerah saat malam, Jogja hari ini dingin banget. Seharian hujan.

Cindil mendapat jatah presentasi sehabis jam makan malam, yaitu saat acara santai. Maka murid-murid SMA ini mengenakan pakaian bebas, jika di sesi sebelumnya mereka memakai seragam putih abu-abu.

Mengagetkan. Kami yang datang dengan berbalut jaket, mayoritas siswi ini mengenakan hotpants!

"Korban mode," kataku pada Cindil.

Salah seorang Ibu Guru, duduk dan berbincang di dekatku. Beberapa kali beliau mengeluarkan desahan yang menjelaskan bahwa beliau kedinginan. Pasmina yang dibawanya terus dibenahi letak posisinya di badannya.

"Iya nih Bu, Jogja lagi dingin banget," komentarku. "Anak-anak sampai tidak ada persiapan ya, Bu," lanjutku.

"Enggak. Kita (guru-guru) sudah mengingatkan bahwa tempat ini rindang, banyak pohon, sehingga udaranya dingin. Tapi ya mereka tetap pakai itu," kata Si Ibu sembari mengarah ke hotpants para siswi.

"Oooh, hahaha, saya kira karena taunya Jogja itu panas banget," sambungku.

"Enggak, Mbak," jawabnya berbisik. Itu lho, hotpants lagi ngetrend," lanjutnya.
*
Haha, benar kataku tadi: Korban mode! Kasian yah, terjadi penyeragaman gaya anak-anak muda, terutama remaja perempuan kita saat ini: kaos ketat, celana super pendek, rambut berponi, rambut panjang di-untel-untel ke belakang lalu diikat dengan karet rambut, dan seterusnya.

Ini gaya anak Jakarta, yang selain Bandung menjadi "ikon" mode untuk anak muda di seluruh wilayah Indonesia yang tentu saja satu sama lain berkultur berbeda, beriklim tak sama, dan beradat-istiadat beragam.

Kultur Jakarta yang senantiasa mengedepankan mode terkini yang mengacu ke dunia (yang dianggap) populer, yaitu Barat, tidak keberatan dan mayoritas masyarakatnya menganggap hotpants (dan tanktop) sebagai budaya baru yang dapat diterima.

Budaya dapat menerima ini, kemudian dilihat oleh remaja di daerah-daerah melalui tayangan televisi, internet dan majalah. Ikon mode contekan ini kemudian menjadi sebuah ikon baru yang dirujuk sebagai "tren mode bersama" untuk remaja putri Indonesia, tak peduli apa dan bagaimana budaya dan iklim yang dianut keluarga dan mayoritas masyarakat di daerahnya tersebut.

Gambar dari sini.

Mlekom,
AZ


[20130521: rgds, pic, fonts]

Categories:

1 comment:

  • Atribution. Powered by Blogger.
  • ngeksis

  • mata-mata